Friday, April 14, 2006
Not Selling but Problem Solving
Antin baru saja kembali. Memasuki kantor wajahnya terlihat cerah. Bahkan kelihatan seklai kalau sedang bahagia. Teman-temanya yang juga baru saja kembali dari pelanggannya masing-maisng menjadi heran. Ada apa gerangan.
“Aku baru saja membantu orang lain memecahkan persoalannya. Mr. Soeh adalah penanggungjawab keuangan perusahaan itu. Ia mendapat preasure dari perusahaan karena penggunaan biaya telekomunikasi dianggap terlalu tinggi. Tadi saya bertemu dengan beliau. Mulai bulan ini biaya yang dikeluarkan turun menjadi setengahnya bulan sebelumnya, setelah menggunakan jasa kita.” Jawab Antin ketika ditanya temannya.
Membantu orang lain memenuhi kebutuhan atau memecahkan persoalannya. Inilah hakikat penting penjualan. Dan inilah titik kepuasaan batin kita. Kepuasan batin sang penjual.
“Konsep pemasaran yang saya kenal adalah bagaimana memberikan kepuasan pelanggan, bukan kepuasan penjual, bagaimana ini?” tanya Jacky membuka diskusi.
“Tujuan akhir dari konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya. Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan” jawab Antin.
“Orientasi pelayanan yang hanya mengejar kepuasan pelanggan bisa jadi membawa implikasi ketidaknyaman pemasar secara pribadi. Mungkin benar ia menyadari pentingnya memenuhi kepuasan pelanggan dan memenangkan persaingan dengan memimpin pangsa pasar, namun apakah setiap individu dalam perusahaan yang bersangkutan juga merasakan kepuasan secara personal, ini masih menjadi pertanyaan. Tidak setiap kepuasan pelanggan akan mendatangkan kepuasan personal wiraniaga” sambung Panji.
“Lalu bagaimana?” Jacky berusaha mencari jawaban.
“Yang paling utama adalah menumbuhkan dari dalam diri kita. Kepuasaan pribadi secara instrinsik dapat diukur dari target yang ditetapkan dalam melakukan pekerjaan. Hal ini terkait dengan visi hidup kita. Jika visi hidup telah kita tetapkan sebagaimana visi spiritual yang dituangkan dalam konsep hidup kita, maka kepuasan yang kita rasakan akan melebihi kepuasan materi yang kita dapatkan.” Panji menjelaskan.
“Artinya,” Antin menyambung “Menjual bukan hanya mencari kepuasan penjual dalam mencapai targetnya, namun juga bagaimana pelanggan puas karena terpenuhi kebutuhannya. Selanjutnya kepuasan pelanggan juga akan menjadi kepuasaan diri sang penjual, karena ia telah berhasil membantu orang lain.”
Jacky terlihat mengerutkan kening, “Jadi, kita sebagai penjual bukan hanya terpenuhi materi karena tercapai target, tapi juga kepuasan batin dan spiritual kita. Telah membantu orang lain. Melakukan kebaikan.” sambungnya.
“So, my friends, not just selling, but problem solving …” Panji menutup diskusi ini.
(karimun/jm)
~yang sedang belajar bhs inggris, semoga tercapai harapannya~