Friday, April 14, 2006
Memaknai Kemenangan
Menjadi Juara. Sebuah ungkapan yang paling Panji senangi. Apalagi ini adalah sebuah kejuaraan yang istimewa. Juara lomba tarik tambang. Lebih lagi, pelaksanaan kejuaraan ini tepat dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan.
Istimewa. Karena sejak kecil Panji sering mengikuti lomba-lomba tujuhbelasan. Tapi belum pernah menjadi juara. Paling banter “cuma” jadi juara kedua, ketiga atau juara harapan. Seperti yang Panji ikuti setiap peringatan tujuhbelasan di kantor. Dan memang spesialisasi Panji adalah tarik tambang. Mungkin terkait dengan postur tubuh Panji yang agak besar.
Kali ini kemenangan itu tercapai. Jalan menjadi juara tidak diraih dengan mudah. Harus mengalahkan tim-tim yang tangguh. Salah satu tim tarik tambang yang cukup kuat adalah tim yang di dalamnya terdiri dari para ABK alias pekerja kapal. Mereka hampir setiap hari bekerja keras dan terbiasa dengan tali. Namun regu itu bisa mereka kalahkan.
Sampai saat pemberiaan hadiah Panji merasa sangat terharu. Bukan karena bingkisan hadiah, namun makna dari sekian lam menginginkan sebuah predikat juara.
Hampir semua orang pernah menorehkan prestasi dalam kehidupannya. Dan bagi Panji cukup banyak prestasi pernah ia raih dalam kehidupannya. Lulusan terbaik ia raih sejak sekolah dasar, menengah dan SLTA. Bahkan setiap acara pelatihan ia acap meraih predikat sebagai peserta terbaik. Juara Matematika tingkat provinsi ia dapatkan ketika kelas 3 SMP. Lulusan terbaik juga ia dapatkan ketika melanjutkan kuliah D3-nya.
Namun juara tarik tambang baru sekali ini ia dapatkan. Baginya ini menjadi catatan sejarah khusus dalam seri kehidupannya. Dan tentu saja ini akan menambah semangatnya.
Mengingat prestasi. Inilah salah satu cara Panji senantiasa menjaga stabilitas motivasinya. Hingga ia senantiasa terlihat semangat dalam menjalani kehidupannya. Juga menjalankan profesinya sebagai marketer. Dan harus diakui pekerjaan menjual membutuhkan semangat yang tinggi. Kemauan yang besar.
Motivasi yang stabil. Itulah kiat kehidupannya. Bukan karena ia tidak mempunyai masalah. Kehidupan senantiasa diliputi permasalahan. Kehidupannya juga tidak bisa dibilang berkecukupan. Masalah yang dihadapi orang lain, ia rasakan juga. Namun ia senantiasa berusaha untuk menjaga keseimbangan hidupnya. Masalah kehidupan baginya untuk dihayati, bukan untuk membunuh dirinya.
Dan dengan mengingat keberhasilan yang pernah ia raih, kemenangan yang pernah ia dapatkan juga kesuksesan hidup, ia bisa mengendalikan semangat hidupnya. Masih banyak harapan yang bisa diraih. Masih banyak kemenangan yang akan ia torehkan. Dan kemenangan hati nuranilah yang ingin ia dapatkan.
(batam/jm)