Friday, April 14, 2006
Bahasa Mereka
“Lagu nya Peterpan yang lagi nge-trend itu judulnya apa, Jacky?” tanya Panji kepada sahabatnya yang memang punya koleksi lagu banyak itu. Pertanyaan Panji ini membuat temannya kaget. Betapa tidak. Panji terkenal sebagai orang yang alim. Tidak pernah terdengar ia menyanyi. Apalagi lagu-lagu cinta atau remaja. Grup musik tidak banyak yang ketahui kecuali yang dibaca di koran atau website.
Selidik punya selidik. Ternyata Panji sedang mengumpulkan data untuk bahan presentasi di sekolah. Ia dijadwalkan melakukan road show ke sekolah-sekolah untuk melakukan promosi produk. Memang salah satu jasa ada yang pangsa pasar khusus remaja, pelajar dan mahasiswa. Untuk itu Panji mempersiapkan berbagai hal. Disamping materi presentasi dan perlengkapan standar lainnya, ia juga mempelajari psikologi remaja dan trend-nya saat ini. Mulai dari lagu yang sedang populer, issue remaja, film hingga bahasa yang sering mereka gunakan. Bahasa gaul gitu loh …
Seorang marketer memang dituntut serba bisa. Sekali lagi bukan hanya ketrampilan menjual dan berargumentasi saja. Namun juga membutuhkan kemampuan memilih cara yang tepat untuk menghadapi prospeknya. Termasuk menggunakan bahasa yang sesuai. Untuk kalangan profesional, pejabat, instansi tentu saja bahasanya berbeda ketika berbicara dengan kalangan akademisi. Juga kepada kalangan remaja dan pelajar. Membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Rasulullah Muhammad memberikan contoh yang baik ketika ia menggunakan pendekatan yang berbeda dalam menyampaikan risalahnya. Kadang digunakan pendekatan politis, argumentatif, edukatif, persuasif bahkan melalui militer. Tergantung kepentingan dan siapa yang didekati. Kepada anak dan remaja diberikan contoh, teladan, cinta dan kasih sayang. Sabdanya dalam hadits “Sampaikan kepada mereka dengan hikmah dan teladan yang baik” atau dalam hadits lain “Smapaikan kepada mereka sesuai dengan bahasa mereka.”
Inilah kekuatan bicara. Bahasa yang tepat akan dengan mudah dipahami oleh pendengarnya. Dan ketika kita menyampaikan kepada orang sesuai dengan background sosial mereka tentu akan mudah kita sampaikan kehendak kita. Ini bagian dari empati. Inilah yang dilakukan Panji untuk berusaha memahami kondisi calon audiensnya. Mereka adalah prospek yang besar untuk pasar produknya. Jika ia berhasil memasukinya tentu saja ini celah pasar yang luar biasa.
“Emang dalam presentasi nanti kamu mau nyanyi lagu itu?” Tanya Jacky kepada temannya yang ia tahu betul nggak bisa nyanyi itu. Panji menjawab singkat:” YGD.” Jacky bengong. “Apa itu YGD” lanjutnya. “yach gitu dech …..” jawab Panji sambil ngeloyor pergi.
(karimun/jm/0809)