Tuesday, March 28, 2006
Kekuatan Memaafkan
Pedih. Itulah kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan yang tersakiti. Apalagi yang melakukan adalah orang yang dekat dengan kita.
Demikian juga yang dialami Panji. Beberapa hari lalu ia sempat clash dengan teman baiknya, Rudi. Berkali-kali rekan kerjanya itu membuat ia kecewa. Pernah suatu hari mengambil catatan kerjanya berupa sales plan yang akan ia gunakan sebagai rencana setahun ke depan. Ternyata Rudi mengkopi tanpa sepengetahuannya dan mempresentasikan ke manager mereka. Akibatnya Rudilah yang mendapat apresiasi dari manager. Ia mendapat pujian banyak orang.
Sebagai teman Panji memaafkan kejadian itu, toh untuk kepentingan bersama pikirnya.
Namun kali ini Panji benar-benar sakit hati. Rudi telah menuduh dirinya mengklaim pelanggan yang ia prospek. Bahkan lebih dari itu Rudi cerita ke orang-orang tentang hal-hal yang tidak pernah ia lakukan.
Perselihan dengan rekan kerja. Ini suatu hal yang biasa terjadi. Beda pendapat, pertengakaran kecil, asal masih dalam batas wajar boleh saja terjadi. Namun sebisa mungkin jangan sampai menimbulkan dendam.
Satu pelajaran menarik yang saya terima waktu mengikuti seminar Anything is Possible adalah pentingnya belajar memaafkan. Dendam, dengki, iri, sakit hati, hasat adalah beberapa contoh penyakit dalam hati kita. Penyakit ini jika dibiarkan akan menggerogoti energi dalam diri kita. Menyita kekuatan internal kita. Sehingga menimbulkan rasa malas, capek dan tidak memunculkan kreatifitas.
Seorang marketer membutuhkan energi yang besar untuk melaksanakan tugasnya. Motivasi internal akan tumbuh dalam hati yang bersih. Qalbun salim. Hati yang mudah memaafkan. Dengan memaafkan orang lain, hati kita menjadi tenang. Energi kita tidak habis untuk memikirkan orang lain. Sebaliknya kita mempunyai cadangan energi yang besar untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi. Kekuatan ini bisa berguna untuk menjadi daya dorong kita megejar peluang dan menindaklanjuti prospek.
Lebih penting lagi, hati yang bersih akan menumbuhkan keikhlasan bekerja, mengingat kebaikan orang lain, berikir positif dan dekat dengan Tuhan. Memaafkan menjadi salah satu terapi untuk melonjakkan kekuatan spiritual kita.
Coba luangkan waktu Anda untuk sekali lagi memikirkan orang-orang yang pernah Anda benci atau pernah menyakiti. Ingtalah kata-kata mereka yang menyakitkan Anda, kemudian tenangkan batin Anda. Dan katakan dalam hati, aku telah memaafkanmu!
(karimun/jm)